Faktor-faktor yang memengaruhi kejadian anemia pada siswi SMP
DOI:
https://doi.org/10.33024/hjk.v18i8.598Keywords:
Anemia, Hemoglobin (Hb), Remaja PutriAbstract
Background: Anemia is a condition in which hemoglobin (Hb) and erythrocyte levels are lower than normal limits. Anemia has various negative impacts on adolescents, such as affecting physical work capacity and reproductive physiology which then has an impact on work productivity as adults. The results of a survey conducted at junior high schools in the working area of the Simpur health center technical service unit, Bandar Lampung City in November 2023 from 80 junior high school students whose hemoglobin Hb levels were checked, showed that 29 (36.2%) students had anemia, with an average Hb range of 8.6-10.4 gr/dl.
Purpose: To analyze the factors that influence the incidence of anemia in junior high school students.
Method: Observational analytical research with a cross-sectional design, conducted at junior high schools in the work area of the Simpur Health Center technical service unit, Bandar Lampung City in April–June 2024. The dependent variable in this study was the incidence of anemia, while the independent variables were iron intake, energy, carbohydrates, fat, protein, menstrual cycle, and nutritional status, fulfillment of iron supplement tablet consumption, nutritional /sports activities, nutritional knowledge, and health status. The number of samples was determined by the Slovin formula using a proportional random sampling technique, so that the total sample used was 158 respondents. Univariate analysis to determine the distribution of respondent characteristics and bivariate chi-square to determine the relationship between the two variables.
Results: It is known that several factors are related to the incidence of anemia, namely iron intake (p<0.001), protein intake (p<0.002), duration of menstruation (p<0.019), compliance with iron tablet consumption (p<0.001), and nutritional knowledge (p<0.001). Several variables that do not have a relationship with the incidence of anemia are energy intake (p<1.000), carbohydrate intake (p<0.434), fat intake (p<0.900), nutritional status (p<0.782), physical activity/exercise (p<0.998), and history of acute infectious diseases (p<0.436). The most dominant variable influencing the incidence of anemia is compliance with iron tablet consumption (p<0.001 and OR value 43.5).
Conclusion: There is an influence between the variables of iron intake, protein intake, duration of menstruation, compliance with iron tablet consumption, and nutritional knowledge on the incidence of anemia. However, there was no influence between the variables of energy intake, carbohydrates, fat, nutritional status, physical activity/sports, history of acute infectious diseases on the incidence of anemia.
Suggestion: The Health Center together with the school can try to procure a control card for the consumption of iron supplement tablets to increase student compliance in consuming iron supplement tablets.
Keywords: Anemia; Hemoglobin (Hb); Adolescent Girls.
Pendahuluan: Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dan eritrosit lebih rendah dari batas normal. Anemia memiliki berbagai dampak negatif bagi remaja, seperti memengaruhi kapasitas kerja fisik dan fisiologi reproduksi yang kemudian berimbas pada produktivitas kerja saat mereka dewasa. Hasil survei yang dilakukan di SMP wilayah kerja UPT Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung bulan November 2023 dari 80 siswi SMP yang dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin Hb, didapatkan sebanyak 29 (36.2%) siswi mengalami anemia, dengan rerata Hb kisaran 8.6-10.4 gr/dl.
Tujuan: Untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia pada siswi SMP.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional, dilakukan di SMP wilayah kerja UPT Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung pada bulan April–Juni 2024. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian anemia, sedangkan variabel independen adalah asupan zat besi, energi, karbohidrat, lemak, protein, siklus menstruasi, status gizi, pemenuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD), aktivitas gizi/olahraga, pengetahuan gizi, dan status kesehatan. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin teknik proportional random sampling, sehingga total sampel yang digunakan sebanyak 158 responden. Analisis univariat untuk mengetahui distribusi karakteristik responden dan bivariat chi-square untuk mengetahui hubungan dua variabel.
Hasil: Diketahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia yaitu asupan zat besi (p < 0.001), asupan protein (p 0.002), lama menstruasi (p 0.019), kepatuhan konsumsi TTD (p < 0.001), dan pengetahuan gizi (p < 0.001). Beberapa variabel yang tidak ada hubungan terhadap kejadian anemia yaitu asupan energi (p 1.000), asupan karbohidrat (p 0.434), asupan lemak (p 0.900), status gizi (p 0.782), aktivitas fisik/olahraga (p 0.998), dan riwayat penyakit infeksi akut (p 0.436). Variabel dengan kejadian anemia yang paling dominan adalah kepatuhan konsumsi TTD (p < 0.001 dan nilai OR 43.5).
Simpulan: Ada pengaruh antara variabel asupan zat besi, asupan protein, lama menstruasi, kepatuhan konsumsi TTD, pengetahuan gizi terhadap kejadian anemia. Namun, tidak ada pengaruh antara variabel asupan energi, karbohidrat, lemak, status gizi, aktivitas fisik/olahraga, riwayat penyakit infeksi akut terhadap kejadian anemia.
Saran: Pihak Puskesmas bersama pihak sekolah dapat mengupayakan pengadaan kartu kontrol konsumsi TTD untuk meningkatkan kepatuhan siswi dalam mengonsumsi TTD.
Kata Kunci: Anemia; Hemoglobin (Hb); Remaja Putri.
References
Adawiyah, D. R., Muhandri, T. Subarna & Sugiyono. (2019). Pengaruh Fortifikasi Zat Besi Menggunakan Fe-Sulfat, Fe-Fumarat dan Na Fe EDTA Terhadap Kualitas Sensori Produk-Produk Olahan Tepung Terigu. Jurnal Mutu Pangan: Indonesian Journal of Food Quality.6 (2)
Ahmed, T., Chisti, M. J., & Kawser, C. A. (2022). Prevalence and outcome of anemia among chilldren hospitalized for pneumonia and their risk of mortalilty in a developing country. Scientific Reports, 1–7.
Akib, A., & Sumarmi, S. (2017) Kebiasaan Makan Remaja Putri yang Berhubungan dengan Anemia: Kajian Positive Deviance. Amerta Nutr. 105-116
Aryanti, N., Kalsum, U., Syah, J., & Khatimah, H. (2023). Hubungan tingkat Pengetahuan dan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamlatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Nutrition science and Health research, 2(1), 1-8.
Budiarti, A., Anik, S., Putu, N., & Wirani, G. (2021). Studi Fenomenologi Penyebab Anemia pada Remaja di Surabaya. Jurnal Kesehatan Mesensefalon, 6 (2), 137-141
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. (2023). Laporan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Diakses dari https://www.dinkeskotabalam.com/laporan
Hanifah, I., & Isnarti, R. (2018). Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Keperawatan, 11(2), 7-7
Harding, K. L., Aguayo, V. M., Namirembe, G., & Webb, P. (2018). Determinants of anemia among women and children in Nepal and Pakistan: An analysis of recent national survey data. Maternal & child nutrition, 14
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Kementerian Kesehatan. 7823–7830. Diakses dari: https://perpustakaan.rsmoewardi.com/index.php?p=show_detail&id=166
Kurniasih, N. I. D., Kartikasari, A., Russiska, R., & Nurlelasaril, N. (2021). Hubungan Pola Aktivitas Fisik dan Riwayat Penyakit dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri Di SMAN 1 Luragung Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan. Journal of Nursilng Practice and Education, 1(2), 83–90.
Melyani., v Alexander (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Sekolah SMPN 09 Pontianak Tahun 2019. Jurnal Kebidanan STIKes Panca Bhakti Pontianak. 9 (2)394–403.
Mone, R. (2019). Gambaran Asupan Zat Besi Dan Protein Pada Remaja Putri Pendek Dan Sangat Pendek Di Kota Kupang. Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang. 8(1), 165–175. https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf
Novelia, S., & Sari, I. P. (2022). The Analysis of Factors Associated with Anemia Among Adolescent Girls
Proverawati, A. ( 2019). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Restuti, N. A., & Susindra, Y. (2016). Hubungan Antara Asupan Gizi dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri, Jurnal Ilmiah Inovasi, 1 (2),163-167.
Salsabil, I. S., & Nadhiroh, S. R. (2023). Literature Review: Hubungan Asupan Protein, Vitamin C, dan Zat Besi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Media Gizi Kesmas, 12 (1): 516-521
Salim, A. M. L., Kartilka, R., & Puspasari, A. (2021). Hubungan antara Asupan Zat Besi dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2020. Jurnal Medic. 4(1), 17-178.
Setiani, D. Y., Kristanto, B., & Warsini, W. (2023). Penyuluhan kesehatan tentang dampak anemia pada remaja siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo. Abdimas Kosala: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1), 9-14.
Wahyuni, I. (2019). Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Jurnal Medika Usada, 2(2), 32-39.
Warda, Y., & Fayasari, A. (2021). Konsumsi pangan dan bioavailabilitas zat besi berhubungan dengan status anemia remaja putri di Jakarta Timur. Ilmu Gizi Indonesia, 4(2), 135-146.
World Health Organization. (2016). World Health Statistics. Diakses dari https://www.who.int/publications/i/item/9789241565264
World Health Organization. (2020). Global anaemia reduction efforts among women of reproductive age: impact, achievement of targets and the way forward for optimizing efforts. Diakses dari: https://www.who.int/publications/i/item/9789240012202
Zuraida, R., Lipoeto, N. I., Masrul, M., & Februhartanty, J. (2020). The effect of anemia free club interventions to improve knowledge and attitude of nutritional iron deficiency anemia prevention among adolescent schoolgirls in Bandar Lampung City, Indonesia. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 8(E), 36-40.