Hubungan status ekonomi dan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada balita
DOI:
https://doi.org/10.33024/hjk.v18i8.485Keywords:
Balita, Stunting, Status Ekonomi, Tingkat Pendidikan IbuAbstract
Background: Stunting is low body growth, so that the child's height is not proportional to his age. The incidence of stunting in Indonesia is still high and has not reached the government's target. Several risk factors that are suspected of causing stunting are economic status and maternal education level.
Purpose: To determine the relationship between economic status and maternal education level with the incidence of stunting in toddlers.
Method: Quantitative research with an observational analytical approach conducted on 97 mothers and toddlers aged 2-5 years with a sampling technique using convenience sampling. The instruments used were questionnaires on the economic status and education level of mothers and anthropometric examinations. Data analysis used was the univariate and bivariate Chi-Square test.
Results: Respondents with low economic status were 58 respondents (59.8%) and those with high education were 69 respondents (71.1%). Toddlers who experienced stunting were 31 toddlers (31.9%). There was a relationship between economic status (p = 0.027) and maternal education level (p = 0.001) with the incidence of stunting in toddlers.
Conclusion: There was a significant relationship between economic status and maternal education level with the incidence of stunting in toddlers.
Keywords: Economic Status; Mother's Education Level; Stunting; Toddlers.
Pendahuluan: Stunting adalah pertumbuhan badan yang rendah, sehingga tinggi badan anak tidak sebanding dengan seusianya. Kejadian stunting di Indonesia masih tinggi dan belum mencapai target pemerintah. Beberapa faktor resiko yang diduga sebagai penyebab kejadian stunting adalah status ekonomi dan tingkat pendidikan ibu.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan status ekonomi dan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak balita.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik observasional yang dilakukan pada 97 ibu dan balita usia 2-5 tahun dengan teknik pengumpulan sampel menggunakan convenience sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner status ekonomi dan tingkat pendidikan ibu serta pemeriksaan antropometri. Analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariate uji Chi-Square.
Hasil: Responden berstatus ekonomi rendah sebanyak 58 responden (59.8%) dan memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 69 responden (71.1%). Balita dengan stunting sebanyak 31 balita (31.9%). Ada hubungan antara status ekonomi (p = 0.027) dan tingkat pendidikan ibu (p = 0.001) dengan kejadian stunting pada balita.
Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada balita.
Kata Kunci: Balita; Status Ekonomi; Stunting; Tingkat Pendidikan Ibu.
References
Agustin, L., & Rahmawati, D. (2021). Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting. Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 4(1), 30–34.
Ariyanto, E., Fahrurazi, F., & Amin, M. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Sumber Air Minum Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Upt. Puskesmas Palangkau Tahun 2021. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 8(2), 143-147.
Burhanuddin, A., Multazam, A. M., & Habo, H. (2021). Pengaruh Emotional Bonding Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng Tahun 2020. Journal of Muslim Community Health (JMCH), 2(2), 24–39.
Dewana, Z., Fikadu, T., Facha, W., & Mekonnen, N. (2020). Prevalence and Predictors of Stunting among Children of Age between 24 to 59 Months in Butajira Town and Surrounding District, Gurage Zone, Southern Ethiopia. Health Science Journal, 11(4), 1–6.
Fauzi, M., Wahyudin, W., & Aliyah, A. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Balita Dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas X Kabupaten Indramayu. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan “Peran Tenaga Kesehatan Dalam Menurunkan Kejadian Stunting” Tahun 2020, 9–15.
Febriani, C. A., Perdana, A. A., & Humairoh, H. (2018). Faktor kejadian stunting balita berusia 6-23 bulan di Provinsi Lampung. Jurnal Dunia Kesmas, 7(3), 127-134.
Fetriyah, U. H., Latifah, H., Riduansyah, M., Ahnafani, M. N., Lestari, M., Amaliah, M., Aldi, M., Khaliq, M. D., Sharputera, M. R., & Marini, Y. S. (2023). Deteksi dan Edukasi Tumbuh Kembang Dalam Mengoptimalkan Kesehatan Pada Anak. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Tangguh, 2(1), 335–346.
Hatijar, H. (2023). Angka kejadian stunting pada bayi dan balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(1), 224-229.
Hendriadi, A., & Ariani, S. (2020). Pengentasan rumah tangga rawan pangan dan gizi: besaran, penyebab, dampak, dan kebijakan. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 38, No. 1, pp. 13-27).
Husnaniyah, D., & Yulyanti, D. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting. The Indonesian Journal of Health Science, 12(1), 57–64.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Permenkes Republik Indonesia Nomor 66. Diakses dari: https://peraturan.bpk.go.id/Details/154776/permenkes-no-66-tahun-2014
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Warta Kesmas. Cegah Stunting itu Penting. website.diakses dari: chrome-extension://kdpelmjpfafjppnhbloffcjpeomlnpah/https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020, Standar Antropometri Anak. 3, 1–78.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR HK.01.07/MENKES/1928/2022, 1–52. Diakses dari: https://regulasi.bkpk.kemkes.go.id/detail/e637385c-14b9-4776-ba89-63bc762405b6/
Khati, S. A., & Ariesta, M. (2023). Hubungan Status Ekonomi dan Jumlah Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Desa Kuapan Kecamatan Tambang Tahun 2023. SEHAT : Jurnal Kesehatan Terpadu, 2(3), 173–180.
Mardiana, S., & Yunafri, A. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Tentang Status Gizi Dengan Angka Kejadian Stunting di Desa Secanggang Kabupaten Langkat. Jurnal Ilmiah Maksitek, 6(2), 24–28.
Ni’mah, C., & Muniroh, L. (2015). Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola asuh ibu dengan wasting dan stunting pada balita keluarga miskin. Media Gizi Indonesia, 10(1), 84-90.
Nisa, S. K., Lustiyati, E. D., & Fitriani, A. (2021). Sanitasi Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(1), 17–25.
Nito, P. J. B., Tasalim, R., Basit, M., Angelina, A. A., Maulida, C. A., Maulida, M., Florensia, D., Ramadhani, D. F., Mariani, M., Fahmi, M., Wahyudin, R., & Shofiya, R. (2024). Peningkatan kesadaran anak tentang pentingnya kesehatan gizi melalui edukasi. DIMAS: Pengabdian kepada Masyarakat, 1(1), 1-7.
Noviana, U., & Ekawati, H. (2019). Analisis Faktor Berat Badan Lahir, Status Ekonomi Sosial, Tinggi Badan Ibu dan Pola Asuh Makan Dengan Kejadian Stunting. Prosiding Seminar Nasional Poltekkes Karya Husada Yogyakarta, 01(10), 31–45.
Nurmalasari, Y., Anggunan, A., & Febriany, T. W. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 Bulan. Jurnal Kebidanan, 6(2), 205–211.
Oktariyani, D., Fitri, Y. R., & Chamy, R. (2020). Social Economy and Dietary Patterns With Incidence of Stunting In Elementary School Children At Working Area of Lapai Public Health Center Padang. International Journal of Community Medicine and Public Health, 7(7), 2483–2486.
Pertiwi, F. D., Prastia, T. N., & Nasution, A. (2021). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 10(4), 208–216.
Pratiwi, W. S., Yulianto, A., & Widayati, W. (2021). Pengetahuan Orang Tua dan Perilaku Picky Eating Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 8(4), 389–397.
Primasari, E. P., Syofiah, P. N., & Muthia, G. (2021). Perbedaan Perkembangan Motorik Balita Stunting dan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Pegang Baru. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(April), 1–6.
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229.
Rokhman, A., & Nana, Q. (2020). Kejadian Stunting Pada Anak Usia Prasekolah (3- 5 Tahun) Berdasarkan Status Sosial Ekonomi dan Penyakit Infeksi. Jurnal Kesehatan, 9(2), 73–85.
Rosmalina, Y., Luciasari, E., Aditianti, A., & Ernawati, F. (2018). Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Batita Stunting. Journal of the Indonesian Nutrition Association, 41(1), 1–14.
Ruswati, R., Leksono, A. W., Prameswary, D. K., Pembajeng, G. S., Inayah, I., Felix, J., & Ashanty, A. (2021). Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas), 1(2), 34-38.
Salsabila, S., Noviyanti, R. D., & Kusudaryati, D. P. D. (2022). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Puskesmas Sangkrah. PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian, 19(2), 143–151.
Sanda, A., Amiruddin, R., & Rismayanti, R. (2022). Faktor Risiko Stunting Pada Balita di Puskesmas Tamalate Kota Makassar Tahun 2022. Hasanuddin Journal of Public Health, 3(2), 145–154.
Saputri, R. A. (2019). Upaya Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Dinamika Pemerintahan, 2(2), 152–168.
Sari, S. D., & Zelharsandy, V. T. (2022). Hubungan Pendapatan Ekonomi Keluarga dan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Kejadian Stunting. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 9(2), 108–113.
Savita, R., & Amelia, F. (2020). Hubungan Pekerjaan Ibu , Jenis Kelamin , dan Pemberian Asi Eklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita 6-59 Bulan di Bangka Selatan. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Pangkal Pinang, 8(1), 6–13.
Setiawati, E., Fajar, N. A., & Hasyim, H. (2022). Hubungan Pola Asuh Dan Status Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan. Jurnal Kesehatan, 13(3), 1–8.
Shodikin, A. A., Mutalazima, M., Muwakhidah, M., & Mardiyati, N. L. (2023). Tingkat Pendidikan Ibu dan Pola Asuh Gizi Hubungannya dengan Kejadian Stunting Pada BALITA Usia 24-59 Bulan. Journal of Nutrition College, 12(1), 33–41.
Shoofiyah, S., Pelawi, A. M. P., & Dedu, B. S. S. (2024). Hubungan Stunting Dengan Perkembangan Kemampuan Kognitif Anak Balita. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 6(5), 1989–1998.
Susilowati, S., Setiawan, Y. A., & Budiana, T. A. (2019). Relationship Of Mother Factors And Stunting Incidence In Children ( 24-59 Months ) In Buniwangi Village, Work Area Of Pagelaran Public Health Center, Cianjur Regency, 2018. Third International Seminar on Global Health, 3(1), 115–123.
Trisyani, K., Fara, Y. D., Mayasari, A. T., & Abdullah, A. (2020). Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian Stunting. Jurnal Maternitas Aisyah, 1(3), 189–197.
Wanimbo, E., & Wartiningsih, M. (2020). Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Stunting Baduta (7-24 Bulan). Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 6(1), 83–93.
Yunita, A., Asra, R. H., Nopitasari, W., Putri, R. H., & Fevria, R. (2022). Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Prosiding SEMNAS BIO 2022 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 812–819.